Penyuting : Andry
Setiawan
Sampul dan Tata
Letak : Chyntia Yahetna, mnefend dan Propanardilla
Jumlah dan
dimensi : 168 Halaman, 19 cm
Cetakan pertama :
Oktober 2020
Penerbit : PT. Haru Media Sejahtera
Siapa yang datang ke
pemakamanku saat aku mati?
Satu pertanyaan sederhana itu
membuat Kim Sang-Hyun banyak berpikir tentang hidup dan segala persoalannya.
Buku ini adalah catatan kecil
sang penulis yang berusaha untuk hidup sedikit lebih baik, sedikit lebih
bahagia, sedikit lebih sejahtera. Ditulis dengan gaya bahasa yang tenang dan
jujur, Kim Sang-Hyun mencoba menyampaikan kehangatan, memberikan penghiburan,
dan menumbuhkan kekuatan bagi pembaca untuk menjalani hidup, meraih mimpi, juga
mengatasi kekecewaan dan berbagai perkara kehidupan sehari-hari.
***
Buku karya Kim-Sang Hyun adalah
salah satu buku terlaris di tahun 2020, penggunaan bahasa yang ringan namun
menyentuh hati, maka tak heran jika buku ini menjadi salah satu buku self
improvement terfavorit di kaum millennial. Gaya penulisan disusun secara
monolog sehingga ketika membacanya seakan akan berbicara dengan diri sendiri,
berhasil membungkus tema mental health dengan bahasa yang sangat mudah untuk
dipahami. Setiap halaman yang terdapat dalam buku ini, selalu dipenuhi dengan
kalimat-kalimat yang menenangkan, ada perasaan damai ketika membaca satu per
satu halaman dalam buku ini, sehingga membuat tidak ingin terburu-buru dalam
menyelesaikannya.
Salah satu quotes yang berhasil
memberikan tamparan keras yaitu terdapat pada halaman 150, yaitu “ aku
berdamai dengan diriku sendiri, meskipun orang-orang yang membentuk diriku
sering membuatku menangis, berkat mereka juga aku bisa tersenyum. Selain itu,
semakin banyak aku menangis, semakin banyak pula yang aku pelajari”
Ketika membaca buku ini,
Mintera merasa sedang melakukan dialog dengan diri sendiri, mendapatkan begitu
banyak suntikan energy positif. Bagi Mintera, setiap kalimat yang ditulis
adalah magnet yang mampu menarik energi negatif yang terdapat dalam tubuh ini.
“Terima kasih telah tumbuh tanpa banyak mengeluh” adalah satu kutipan yang berhasil membuat Mintera tersenyum sekaligus merintihkan air mata.
Dari keseluruhan cerita yang
dimuat dalam buku, pesan moral yang dapat Mintera tuliskan adalah sebagai
berikut:
“Berdamailah dengan dirimu sendiri, berhenti lah untuk membenci dan mulailah bersaing dengan masa lalu mu, namun luangkanlah waktu untuk beristirahat sejenak saat kamu mulai menyalahkan dirimu sendiri”.
Buku ini mengajarkan kita semua untuk selalu melakukan refleksi diri setiap harinya, “apakah saya sudah hidup dengan cukup baik, sampai ada orang yang akan datang ke pemakaman saya? Apakah saya sudah cukup baik kepada teman-teman saya, sehingga mereka lah yang akan datang ke pemakaman saya? Atau apakah seseorang yang selama ini saya benci dan saya anggap sebagai musuh yang akan ke pemakaman saya”?
Baiklah, sekian review kali
ini. Semoga bermanfaat ya Sobat Kira! Buku ini sangat direkomendasikan bagi
kalian yang sedang kesulitan dalam memaafkan diri sendiri, buku ini akan
membantu kalian dalam memberkan kehangatan dan juga membuat kalian semakin kuat
dalam menjalani kehidupan dan juga memberikan kalian kekuatan dalam mengatasi
rasa kecewa.
Penulis: Nanda Fajri'ah Azzari
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung, Sobat Kira! Gunakan bahasa yang baik dan bijaklah dalam berkomentar.
Yuk, kirim tulisan kamu ke blog Kita Literasi!