Pengertian Majas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. KBBI juga mendefinisikan majas secara singkat sebagai kiasan.
Majas Perbandingan
1. Alegori
Majas yang menyatakan perbandingan suatu hal melalui kiasan atau sebuah cerita penuh moral.
Contoh:
- Hidup di dunia bagaikan susunan tuts piano. Ada yang putih dan ada yang hitam.
- Anak yang baru lahir sama seperti kertas kosong. Ia begitu bersih tanpa noda.
2. Simile
Majas perbandingan yang dinyatakan dengan penghubung (seperti, layaknya, ibarat, bak, bagai, dsb.).
Contoh:
- Lantunan musik itu bagaikan obat penghilang rasa sedih untuknya.
- Andi dan Anton tidak pernah bisa akur layaknya anjing dan kucing.
3. Metafora
Majas yang menggunakan analogi atau perumpamaan pada dua hal yang berbeda.
Contoh:
- Buku adalah gudang ilmu bagi kita semua.
- Diana akhirnya angkat bicara mengenai kecelakaan itu.
4. Hiperbola
Majas yang menyatakan sesuatu secara berlebihan sehingga menjadi tidak masuk akal.
Contoh:
- Hatinya hancur ketika tau dia dibohongi.
- Bola itu ditendangnya hingga menembus langit.
5. Personifikasi
Majas yang menggunakan benda tak bernyawa seolah-olah berperilaku seperti manusia.
Contoh:
- Suara bel pintu memecah keheningan kami.
- pagar-pagar besi yang melindungi taman pemakaman dari dunia luar
6. Eufimisme
Majas yang mengungkapkan kata yang dirasa tabu/kasar dengan kata lain yang lebih halus.
Contoh:
- Maling itu akhirnya dihukum dan masuk jeruji besi. (penjara)
- Sudah lama nenek berpulang ke pangkuan Tuhan. (meninggal)
7. Simbolik
Majas yang melukiskan sesuatu dengan benda, hewan, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Contoh:
- Warna putih pada bendera Indonesia melambangkan kesucian.
- Laki-laki mata keranjang ini pantas diberi sanksi.
Majas Pertentangan
8. Litotes
Majas yang menyatakan sesuatu dengan cara memperkecil atau menurunkan kualitas suatu fakta untuk merendahkan diri.
Contoh:
- Semoga uang yang tidak seberapa ini bisa membantu menutupi hutangmu.
- Kemampuanku yang pas-pasan ini tidak mungkin bisa mengalahkanmu.
9. Paradoks
Majas yang menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, tetapi keduanya mengandung kebenaran.
Contoh:
- Aneh rasanya pulang kerumah disaat semuanya telah pergi.
- Badannya mungkin sehat, tetapi pikirannya lah yang membuatnya sakit.
10. Antitesis
Majas yang menyatakan sesuatu dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti (dalam satu klausa).
Contoh:
- Dia sudah melewati banyak manis pahitnya kehidupan meski umurnya baru 13 tahun.
- Cepat atau lambat kebohonganmu pasti akan terungkap.
Majas Sindiran
11. Ironi
Majas yang menyembunyikan fakta sebenarnya dengan menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir.
Contoh:
- Suaramu bagus sekali sampai gendang telingaku mau pecah.
- Murah sekali harga baju ini sampai-sampai aku tidak mampu membelinya.
12. Sinisme
Majas yang bersifat mencemooh suatu pikiran/ide seseorang.
Contoh:
- Aku tidak habis pikir. Kamu sudah berkali-kali ditipu tapi masih saja percaya padanya.
- Untuk apa aku berbuat baik kalau orang-orang selalu jahat kepadaku.
13. Sarkasme
Majas sindiran secara langsung dan paling kasar.
Contoh:
- Hey, kamu tuli? Kenapa tidak menjawab aku?!
- Cepat pergi, mau muntah aku melihat wajahmu!
14. Satire
Majas yang menggunakan ironi, sarkasme, atau parodi untuk mengecam atau menertawakan gagasan atau kebiasaan.
Contoh:
- Kamu selalu pakai baju yang sama setiap hari, memangnya cuma selembar kain itu yang kamu punya dan bisa digunakan?
- Diet apalagi? Tubuhmu saja sudah seperti tulang belulang yang dibungkus kulit selapis.
Majas Penegasan
15. Pleonasme
Majas yang menambahkan keterangan yang berlebihan pada kalimat (sebenarnya tidak diperlukan).
Contoh:
- Ibu menambahkan madu yang manis di minumannya
- Seluruh siswa harap segera turun ke bawah.
16. Repetisi
Majas pengulangan kata, frasa, atau klausa sebagai penegasan.
Contoh:
- Sarah berteriak, “Jangan, jangan, tolong jangan aku.”
- Dialah cintaku, dialah hidupku, dialah orangnya.
17. Tautologi
Majas penegasan dengan mengulang kata yang bersinonim dalam satu kalimat.
Contoh:
- Aku tidak membutuhkan kekayaan atau rezeki yang melimpah.
- Dia sudah lama menunggu, menanti, dan berharap kamu kembali.
18. Paralelisme
Majas pengulangan kata, frasa, atau klausa yang biasanya ada di dalam puisi (sejajar).
Contoh:
Ibuku yang selalu ku sayangi
Ibuku yang selalu ku hormati
Ibuku yang selalu ku cintai
19. Retorik
Majas yang berupa pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban.
Contoh:
- Tahu apa mereka tentang rasa bersalah yang mencekkikku saat itu?
- Memangnya dia pikir aku akan takut dengan hal seperti itu?
20. Klimaks
Majas yang menyatakan hal secara berturut-turut dan makin lama makin meningkat (dari hal sederhana/tidak penting ke hal yang kompleks/sangat penting).
Contoh:
- Ratusan, ribuan, bahkan jutaan barang sudah berhasil diekspor ke Eropa.
- Sejak SD hingga SMA dia memang selalu aktif di kelas.
21. Antiklimaks
Majas yang menyatakan hal secara berturut-turut yang makin lama menurun (dari hal kompleks/sangat penting ke hal yang sederhana/tidak penting).
Contoh:
- Jangankan ayahnya, bahkan anak pertamanya itu pun ikut terkejut.
- Seluruh masyarakat sudah bisa mendapatkan vaksin mulai dari kalangan atas, menengah, maupun bawah.
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung, Sobat Kira! Gunakan bahasa yang baik dan bijaklah dalam berkomentar.
Yuk, kirim tulisan kamu ke blog Kita Literasi!