
Halo, Sobat Kira!
Bagaimana kabarnya? Semoga memasuki musim hujan ini Sobat KiRa selalu diberi kesehatan, ya. Aamiin. Seperti biasa, setiap hari Rabu Mintera akan menghadirkan sebuah artikel menarik khusus buat Sobat KiRa. Topik yang diangkat kali ini adalah tentang ciri-ciri buku bajakan.
Isu buku bajakan ini sering sekali digaungkan di antaranya oleh dua penulis kenamaan Indonesia, yaitu Tere Liye dan J.S. Khairen. Lewat media sosialnya, mereka gencar memerangi adanya peredaran buku bajakan, khususnya buku karya mereka sendiri. Bagaimana tidak, buku bajakan sangat merugikan mereka sebagai penulis dan merugikan banyak pihak lainnya, seperti penerbit, editor, layouter, dan kamu sebagai pembaca.
Apa itu buku bajakan?
Buku bajakan ialah buku yang diterbitkan di luar penerbit resmi. Kegiatan pembajakan buku meliputi mencetak buku sendiri dan menjualnya tanpa izin penulis, mengunduh e-book secara gratis di website yang tidak resmi, menjual e-book secara ilegal, melakukan tangkapan layar, dan memfotokopi atau memperbanyak buku untuk dijual kembali.
Tentang pembajakan buku ini sebenarnya sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang hak cipta. Tahukah kamu, para pelanggar hak cipta bisa dikenai denda sebesar Rp100 juta hingga Rp4 miliar serta hukuman kurungan penjara sampai empat tahun. Meskipun begitu, permasalahan buku bajakan ini seperti tidak ada habisnya, ya. Tugas kita adalah tidak melanggengkan adanya buku bajakan dengan hanya membeli karya original. Setuju, kan?
Ciri-ciri buku bajakan
Kira-kira apa saja sih ciri-ciri buku bajakan? Nah, bagi Sobat KiRa yang masih bingung, berikut Mintera sajikan lima ciri-ciri buku bajakan yang harus banger Sobat KiRa ketahui!
1. Harga buku lebih murah
Biasanya, buku bajakan dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada buku asli atau original. Perbedaan harganya pun seringnya tidak masuk akal. Hal ini dikarenakan kualitas buku bajakan juga lebih rendah. Misalnya, buku original dengan judul “Negara Paripurna” karya Yudi Latif berharga Rp175.000, sedangkan buku bajakannya seharga Rp30.000 saja.
2. Kualitas kertas rendah
Tidak jarang kita menemui buku bajakan yang dicetak menggunakan kertas koran/buram, tekstur kertas yang kasar, atau kertas HVS yang berkualitas rendah. Karena rendahnya kualitas kertas tersebut menyebabkan buku bajakan lebih mudah sobek. Ini berbeda dengan buku original yang dicetak dengan kertas yang berkualitas jauh lebih baik.
3. Desain sampul buku
Apa yang kamu rasakan ketika menyentuh atau meraba sampul buku? Biasanya kita akan merasakan adanya huruf atau gambar yang timbul pada cover buku tersebut. Selain itu, pada buku original kita akan mendapati warna yang lebih cerah, berbeda dengan buku bajakan yang terkadang tampilan sampulnya terlihat kusam dan pucat, sehingga membuat kita lebih mudah dalam membedakan keduanya.
4. Kualitas jilid kurang baik
Kualitas jilid dalam buku bajakan cenderung kurang baik. Hal ini dikarenakan buku bajakan menggunakan perekat yang berkualitas rendah dan tidak tahan lama, sehingga menyebabkan buku bajakan rentan rusak. Jika perlu bukti, kamu bisa menjatuhkan buku bajakan dari tempat dengan ketinggian yang cukup rendah, bisa dipastikan hampil keseluruhan kertasnya akan terlepas.
5. Layout tidak rapi
Pernah menemui buku yang penataan tulisan atau paragrafnya tidak rapi? Hati-hati, kemungkinan besar buku tersebut adalah buku bajakan. Dalam proses penerbitan buku original, terdapat seorang layouter yang bertugas untuk mengatur dan menjaga tata letak tulisan agar rapi dan enak dibaca.
Itu dia ciri-ciri buku bajakan yang harus kamu ketahui. Jika belum bisa membeli buku original, meminjam buku kepada teman atau di perpustakaan bisa menjadi pilihan, ya. Kita pun semakin dipermudah dengan hadirnya beragam aplikasi perpustakaan digital yang disediakan oleh pemerintah atau komunitas.
Referensi:
Penulis: Deva Yohana
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung, Sobat Kira! Gunakan bahasa yang baik dan bijaklah dalam berkomentar.
Yuk, kirim tulisan kamu ke blog Kita Literasi!